Kenapa kebanyakan murid malas melaksanakan piket kelas?
Ini dia masalah yg kebanyakan terjadi pada muridmurid sekolahan, baik itu SD, SMP bahkan SMA. Seperti yang kita ketahui, di sebuah kelas pastinya kita selalu temui 'Daftar Piket'. Itu adalah daftar yg berisi nama-nama murid yg harus melaksanakan tugas piket yg bergantian setiap harinya. Hal itu dilakukan agar kelas tetap bersih dan kegiatan belajar mengajar akan terasa lebih nyaman. Tujuan dibentuknya piket kelas ini juga untuk murid-murid di kelas tersebut, bukan? Tapi pertanyaannya, kenapa murid-murid banyak sekali yang tidak melaksanakan tugas tersebut?
Coba kita pikirkan. Apa yang akan terjadi jika piket kelas tidak dibentuk? Apa yang akan terjadi jika anggota piket tidak melaksanakan tugasnya? Pastinya kelas akan kotor. Sampah berserakan dimana-mana. Ok. Aman kalau anggota kelas tersebut selalu membuang sampah pada tempatnya, tapi kalau tidak? Dan kebanyakan memang sampah itu selalu dibuang saja ke lantai atau disimpan di dalam laci meja. Lalu setelah pulang sekolah, sampah-sampah dalam laci tersebut dibuang saja ke lantai kelas. Akibatnya? Tentu saja kelas jadi kotor dan penuh sampah. Untuk membersihkan kelas dari sampah-sampah tersebut, perlulah petugas piket yang melaksanakan tugasnya dengan baik. Tapi kebanyakan yang kita temui sekarang, murid-murid tidakbanyak lagi yang peduli akan hal itu.
Apa yang terjadi sebenarnya? Kenapa murid-murid banyak sekali yang malas melaksanakan tugasnya? Dengan alih-alih ‘capek ah’ lalu mereka mengabaikan tugas tersebut. Capek? Semua orang pastinya merasa lelah setelah 7 jam kegiatan belajar-mengajar di sekolah terlaksana. Tapi itu bukanlah alasan. Piket adalah tugas yang sudah ditanggungkan kepada mereka. Itu adalah amanah. Apakah mereka-mereka yang tidak melaksanakan tugasnya itu tidak mengetahuinya? Mereka itu bisa saja disebut sebagai orang yang tidak bertanggung jaba atas tugasnya. Membersihkan kelas, atau diperkecil hanya menyapu kelas saja, itu tidak akan membuang waktu lebih dari 15 menit. Bisa hanya menjadi 5 menit saja jika diantara anggota piket hari itu terjalin kerja sama yang baik. Tenaga juga tidak akan keluar banyak. Karna pasti setiap harinya anggota piket ada 5 sampai 6 orang. Jika dibagi tugas, pekerjaan itu akan terasa mudah.
Atau mungkin saja murid-murid yang tidak melaksanakan piket tersebut suka melihat kelas yang kotor? Kuta tidak bicara soal tanggung jawab disini. Tapi kesadaran diri. Apakah nyaman belajar di kelas kotor yang penuh dengan sampah? Tentu saja tidak. Jika anggota piket kelas adalah orang-orang yang memperhatikan kebersihan, ia pasti akan dengan senang hati membersihkan kelasnya. Kemudian, selain dari ketidaknyamanan, biasanya guru-guru pasti akan memarahi murid-murid anggota piket jika kelas mereka kotor. Itu kenyataan yang banyak terjadi. Sangat banyak sekali kerugian dari tidak melaksanakan tugas piket tersebut. Tapi selalu saja banyak yang mengabaikan itu. Malas melaksanakann piket kelas.
Ada di suatu kesempatan, melalui wawancara dengan salah satu murid (dalam hal ini teman penulis), ia mengatakan ‘karna teman-teman juga pada ga piket, aku juga jadi malas melaksanakannya.’. Memang, ada dibeberapa kasus terjadi yang seperti itu. Karna anggota piket yang sama dengan mereka tidak piket, mereka juga jadi malas melaksanakannya. Alasannya karna tidak mungkin ia melaksanakan piket kelas sendirian. Piket yang seharusnya dilakukan dengan bersama-sama tapi sekarang dilakukan sendirian. Tentu saja kendala ‘capek’nya bisa timbul nantinya.
Jika disatukan, beberapa penyebab murid-murid malas melaksankan piket kelas adalah kurangnya rasa tanggung jawab, tidak adanya rasa senang melihat kelas bersih dan karena pengaruh teman sesama anggota piket. Itulah beberapa masalah yang sebenarnya bisa diatasi dengan dua kata yaitu ‘kesadaran’ dan ‘kepedulian’. Jika seorang murid tersebut sadar akan tugas dan peduli akan kelasnya, pastinya ia tidak akan merasa malas melakukannya. Malah nantinya ia akan terbiasa dengan kewajibannya itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar