Kisah ini bermula di saat
tokoh utamanya berada pada masa yang katanya masa pencarian jati diri. Masa
dimana manusia ingin mencoba hal-hal yang baru demi menemukan jati diri yang
sebenarnya. Masa dimana sang tokoh utama juga mencoba melakukan hal itu. Mencoba
mencari 'dirinya' di dunia yang baru ia ketahui ada. Di saat ia haus akan
afeksi dan inginkan intimasi. Dan ternyata, ia menemukan hal itu.
Awal perkenalan sang tokoh
utama ini dengan seseorang yang akan disebut Shin ini bisa disebut langka,
siapa menduga dari hal itu malahan akan membawa mereka menuju suatu keadaan
yang mungkin saja mereka inginkan saat itu. Ya, saat itu saja. Setidaknya untuk
Shin. Mereka mulai saling bercerita, dari hal yang umum sampai hal yang lebih
privasi. Entahlah apa yang membuat pembicaraan mereka berjalan dengan sangat
baik. Sangat baik sampai sang tokoh utama mulai terbawa akan suasana.
Tidak pernah terpikirkan
sebelumnya 'pertemuan' langka itu menjadi awal dari kedekatan mereka. Hanya
menunggu waktu sampai mereka mulai terbiasa dan merasa nyaman. Ya, hanya lewat
cerita tanpa tatap muka. Hanya lewat dunia maya, yang menurut sang tokoh utama
terasa sangat nyata dan begitulah waktu berjalan.
Seiring bertambahnya rasa
nyaman bercerita, semuanya berlanjut kepada suatu pengakuan. Pengakuan yang
saling berbalas. Maka berlanjutlah cerita ini sampai setahun lebih lamanya.
Sekali lagi, hanya lewat cerita tanpa tatap muka. Mungkin sesekali lewat suara,
selebihnya? Berupa tulisan yang hanya bisa dibaca. Tapi oleh sang tokoh utama diabadikan.
Ia merasa ada waktunya ia akan kembali membaca semua tulisan dalam bentuk pesan
itu. Sampai tiba saatnya ia mendapatkan tulisan dalam bentuk surat. Betapa
senangnya sang tokoh utama saat itu. Atau bahkan mungkin sampai saat ini.
Banyak hal yang terjadi
seiring berjalannya waktu. Rasa senang sekarang ditemani oleh rasa sakit. Rasa
sakit yang mungkin memang disebabkan oleh sang tokoh utama itu sendiri. Rasa
sakit yang disebabkan oleh perasaan yang mungkin tak seharusnya dimiliki oleh
sang tokoh utama. Rasa sakit yang disebabkan oleh keputusan yang mungkin tak
seharusnya dipilih oleh sang tokoh utama. Tapi bodohnya ia tak menyesali hal
itu. Mungkin awalnya ia memang mengutuk-ngutuk Shin atas semua yang terjadi.
Akan tetapi setelah ia berpikir kembali, itu bukanlah salah Shin, itu adalah
salah dirinya sendiri. Dia yang tak mau menerima kenyataan yang jelas-jelas
sudah diperlihatkan kepadanya. Dia yang bersitegas untuk tetap mempertahankan.
Bukan bagaimana hal itu bisa bermula yang disesalkan oleh sang tokoh utama,
melainkan bagaimana hal itu bisa berakhir. Berakhir dengan meninggalkan
berbagai kebodohan dan keegoisannya.
Saat ini bagaimana keadaan
sang tokoh utama dan Shin? Mereka baik-baik saja. Hanya saja sekarang tak lagi
saling bercerita. Tentunya semua telah berubah. Hari-hari yang dijalani sang
tokoh utama mengalami perubahan yang cukup besar. Berikut dengan pemikirannya
akan hubungan dan kapan seharusnya hal itu boleh dimulai. Mungkin ia dan Shin
memang hanya bercerita tanpa tatap muka. Tapi mungkin itu tetaplah salah.
Mungkin karena itulah hal itu berakhir. Tapi (lagi), kenapa sang tokoh utama
merindukan saat-saat itu kembali? Hahahaha mungkin ia sudah lelah dengan semua
ini. Bye.
Jatinangor, 19 Desember 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar