Lanjutan dari --> http://ichirth.blogspot.com/2012/11/karya-tulis-bab-ii.html
BAB
III
PEMBAHASAN
A.
Remaja
dan Impian
Seperti
yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya, remaja adalah masa peralihan dari
anak-anak menuju kedewasaan. Pada masa ini para remaja mulai mencari jati
dirinya dan berpikir mengenai masa depan mereka. Para remaja mulai berpikir
mengenai impian mereka di masa yang akan datang. Impian adalah sesuatu yang
sangat diinginkan. Namun, impian bukanlan keinginan, tapi keinginan bisa
menjadi sebuah impian. Impian merupakan
keinginan yang selalu ada di dalam pikiran.
Pada
masa remaja, pikiran manusia sudah mulai berubah menjadi lebih realistis.
Mereka akan memikirkan berbagai macam hal termasuk dalam hal impian ini. “Pentingkah mengetahui apa impianku?”
Berikut
beberapa keuntungan apabila para remaja sudah mengetahui apa impian mereka:
1. Lebih
cepat dan hemat dalam mencapai tujuan. Apabila para remaja sudah memiliki
tujuan pasti, mereka akan terfokus pada tujuan tersebut sehingga waktu mereka
tidak akan terbuang dengan sia-sia.
2. Adanya
motivasi dalam belajar. Apabila para remaja benar-benar menginginkan sesuatu,
maka mereka akan menunjukkan usaha mereka dalam mencapainya, salah satunya yaitu
dengan belajar yang rajin.
3. Memperjelas
dalam mengambil keputusan. Apabila para remaja sudah mengetahui dengan pasti
apa tujuan mereka, mereka akan dengan mudah memilih langkah-langkah yang sesuai
dalam mewujudkan tujuan tersebut.
B.
Hambatan
Remaja dalam Mencapai Impian
Dalam mewujudkan impian, pastilah
banyak hambatan yang akan diterima oleh para remaja, banyak hambatan yang harus
dihadapi. Semakin besar halangan, semakin besar pula kesuksesan yang menanti di
belakangnya.
Memang tidak mudah mempunyai semangat
dan harapan yang tinggi untuk selalu tertanam di dalam hati dalam menggapai
impian atau mengejar kesuksesan. Tidak jarang sering para remaja merasa bingung
dan gelisah, kehilangan arah sehingga tidak lagi melihat tujuan yang
sebenarnya. Tak melihat lagi bahwa seolah itu merupakan proses pembelajarn dan
peningkatan potensi diri, dengan ilmu pengetahuan yang bertambah, cara
berpikirpun menjadi luas dan dapat dengan bijak memutuskan sesuatu.
Hambatan dalam mencapai impian dapat
dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu:
1.
Hambatan Internal
Hambatan internal adalah hambatan
yang berasal dari dalam diri seseorang.
Beberapa hambatan tersebut adalah
sebagai berikut:
a) Rasa Malas
Orang yang malas adalah orang yang
tidak disiplin. Orang seperti ini mudah membuat komitmen namun sulit untuk menjalaninya
dan tidak dievaluasi. Malas berpikir, bekerja, bertindak, bahkan berniat,
maunya hanya bersantai-santai dan tidak bertangung jawab. Bagaimana bisa meraih
impian jika kita malas untuk memulai, malas untuk bertahan, malas untuk
melaksanakan.
b) Rasa Takut
Rasa takut adalah sesuatu yang
manusiawi. Namun apabila rasa takut itu salah atau berlebihan, seperti takut
gagal, takut ditolak dan sebagainya, maka perasaan tersebut akan menahan orang untuk
melakukan sesuatu. Rasa takut sering menghambat seseorang untuk sukses dan menyebabkan
seseorang tertahan dari mengambil tindakan.
c) Rasa Malu
Rasa malu disebabkan rendahnya harga
diri. Para remaja dan manusia pada umumnya seringkali salah menempatkan rasa
malu. Mereka merasa malu apabila memiliki kekurangan fisik, tidak percaya diri
sehingga tidak bisa mengoptimalkan potensi yang dimilikinya. Mereka lupa atau
pura-pura lupa bahwa banyak orang bisa sukses walaupun mereka tidak memiliki
fisik yang sempurna.
Malu yang benar dianjurkan karena
malu seperti itu sebagian iman. Dengan rasa malu yang benar, tindakan kita
terarah terukur dan terjaga. Kita
tidak akan berbuat curang dan tidak berkhianat. Semua kebaikan
berawal dari rasa malu yang tepat. Jadi, tempatkan rasa malu secara tepat sehingga dapat membantu meraih kesuksesan.
tidak akan berbuat curang dan tidak berkhianat. Semua kebaikan
berawal dari rasa malu yang tepat. Jadi, tempatkan rasa malu secara tepat sehingga dapat membantu meraih kesuksesan.
d) Rasa Puas Diri
Kesuksesan, kepandaian dan
kenyamananpun bisa jadi hambatan. Orang yang sudah puas akan prestasi yang
diraihnya, serta telah merasa nyaman dengan kondisi yang dijalaninya seringkali
terbutakan oleh rasa bangga dan rasa puas tersebut sehingga orang tersebut
tidak terdorong untuk menjadi kreatif, mencoba hal yang baru, belajar sesuatu
yang baru, ataupun menciptakan sesuatu yang baru. Untuk menuju sukses maka kita
perlu mengendalikan rasa cepat berpuas
diri.
e) Putus Asa
Masalah seperti kegagalan,
kesulitan, kekalahan, kerugian memang menyakitkan. Tetapi bukan berarti usaha
kita untuk memperbaiki ataupun
mengatasi masalah tersebut harus terhenti. Justru dengan adanya masalah,
kita merasa terdorong untuk memacu kreativitas agar dapat menemukan cara
lain yang lebih baik, lebih cepat, lebih efektif.
mengatasi masalah tersebut harus terhenti. Justru dengan adanya masalah,
kita merasa terdorong untuk memacu kreativitas agar dapat menemukan cara
lain yang lebih baik, lebih cepat, lebih efektif.
f) Pesimis
Banyak dari para remaja sebelum dapat
merealisasikan mimpi mereka, mereka merasa tidak mampu, atau tidak mempunyai kemampuan
untuk menggapai sukses. Bagaimana sukses atau impian dapat digapai, jika kita
tidak percaya kita bisa mencapai suatu kesuksean tersebut.
g) Belum Memahami Kemampuan Diri
Kemampuan ini berkaitan dengan
kemampuan potensial (kecerdasan dan bakat) dan kemampuan nyata (prestasi
akademik dan keterampilan khusus). Karena belum memahami kemampuan diri,
akibatnya para remaja tidak bisa mengembangkan diri yang dapat dijadikan modal
untuk menggapai sukses ataupun meraih impian. Padahal, berdasarkan kemampuan
diri tersebut, bisa menjadikan modal kita untuk mencapai sukses.
h) Mudah Menyerah
Kadang-kadang banyak diantara para
remaja tidak mau berusaha dengan keras dalam menggapai impian, sekali gagal
langsung menyerah. Dengan kata lain, kurang agresif dalam mewujudkan impian.
2.
Hambatan Eksternal
Hambatan ini adalah segala sesuatu
yang berada di luar jiwa kita seperti
kondisi fisik, lingkungan, dan sebagainya. Apabila spara remaja tidak berhasil mengatasi hambatan internalnya, maka mereka tidak akan bisa mengatasi hambatan eksternal dan perjalanan mereka menuju kesuksesan akan terhambat bahkan terhenti. Namun, apabila seorang remaja berhasil mengatasi hambatan-hambatan internal, hambatan-hambatan eksternal justru akan semakin mendewasakan dirinya.
kondisi fisik, lingkungan, dan sebagainya. Apabila spara remaja tidak berhasil mengatasi hambatan internalnya, maka mereka tidak akan bisa mengatasi hambatan eksternal dan perjalanan mereka menuju kesuksesan akan terhambat bahkan terhenti. Namun, apabila seorang remaja berhasil mengatasi hambatan-hambatan internal, hambatan-hambatan eksternal justru akan semakin mendewasakan dirinya.
Beberapa hambatan tersebut adalah
sebagai berikut:
a) Kurang Memiliki Keterampilan
Sebagaimana yang diketahui, untuk
meraih impian diperlukan
keterampilan khusus. Seseorang bisa sukses disuatu bidang jika ia menguasi
keterampilan yang menunjang bidang tersebut.
keterampilan khusus. Seseorang bisa sukses disuatu bidang jika ia menguasi
keterampilan yang menunjang bidang tersebut.
b) Kurangnya Informasi
Apabila para remaja ingin meraih
impian mereka, jika mereka kurang memiliki informasi maka peluangnya akan
sedikit apabila hanya mengandalkan satu sumber. Artinya, semakin sedikit
informasi yang dimiliki, maka akan semakin sedikit pula kesempatan untuk meraih
impian. Seiring dengan itu, pilihan tindaka untuk meraih sukses atau menggapai
impian pun jadi terbatas.
c) Kondisi Ekonomi
Tidak bisa kita pungkiri, untuk
mewujudkan impian, diperlukan adanya kecukupan ekonomi, dalam hal ini adalah
uang. Keterbatasan ekonomi ini juga sering kali menjadi hambatan bagi para
remaja untuk mewujudkan impian mereka. Tidak adanya uang untuk melanjutkan
sekolah ke jenjang yang lebih tinggi membuat mereka berhenti sekolah dan
melupakan apa impian yang telah mereka cita-citakan.
Tetapi sebenarnya hal ini bukanlah
masalah yang besar, karena jika seseorang memang benar-benar memiliki impian
yang kuat, beasiswa untuk murid-murid dengan kondisi ekonomi lemah sudah banyak
disediakan oleh pemerintah maupun pihak swasta.
d) Pertentangan dengan Orang Tua
Adakalanya impian yang
dicita-citakan oleh para remaja berbeda dengan apa yang diinginkan oleh orang
tua mereka. Bukan berarti impian mereka tidak bagus, hanya saja orang tua
mereka memiliki keinginan lain untuk masa depan anaknya. Dalam hal ini, yang diperlukan
adalah komunikasi yang baik antara anak dan orang tua agar masalah ini tidak
menjadi hambatan besar dalam mewujudkan impian para remaja.
C.
Cara
Mengatasi Hambatan dalam Mencapai Impian
Hambatan pasti selalu
ada setiap kali kita ingin melakukan sesuatu, tak terkecuali dalam mewujudkan
impian. Tetapi, hambatan bukanlah alasan untuk mundur dan berhenti. Setiap
hambatan tersebut pasti ada solusinya jika kita benar-benar mau mengatasinya.
Bebarapa
cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut adalah
sebagai berikut:
1.
Membangun
Rasa Percaya Diri yang Tinggi
Percaya
diri memberikan manfaat yang sangat besar pada remaja. Percaya diri menumbuhkan
semangat yang berguna untuk kehidupannya, diantaranya berpikir positif,
mandiri, berprestasi, optimis, kreatif, dan mudah bergaul. Dengan adanya rasa
percaya diri, hambatan seperti apapun akan mudah dihadapi oleh para remaja.
2.
Memperbanyak
Infomasi
Semakin
banyak informasi yang para remaja miliki, akan semakin mudah untuk mewujudkan
impian yang inginkan. Dengan informasi
tersebut, para remaja bisa mengetahui apa-apa saja langkah yang harus mereka
lakukan dan apa-apa saja yang harus mereka pelajari untuk mewujudkan impian
mereka.
3.
Mencari
Model Panutan
Model
panutan berarti sesuatu yang disukai dan bisa dijadikan sebagai contoh teladan.
Model panutan dapat berupa seorang tokoh yang sukses di bidangnya, menguasai
keahlian tertentu sehingga dianggap hebat di mata orang lain. Juga bisa berupa
karakter atau tabiat yang positif dan bisa diterapkan untuk diri sendiri.
Seorang
idola (yang dijadikan model panutan) pasti tidak mendapatkan kesuksesan dan
keberhasilannya dengan mudah. Mereka pasti mengalami kejadian-kejadian luar
biasa yang menjadi pengalaman berharga. Pengalaman-pengalaman seperti itulah
yang harus diteladani dari seorang model panutan. Tidak hanya itu, para remaja
khususnya, harus melihat bagaimana gigihnya mereka berjuang dan mengahadapi
masalah. Dan kemudian setelah mengetahui dan mempelajari semua itu, para remaja
harus benar-benar menerapkannya untuk diri sendiri.
Model
panutan ini akan membuat para remaja termotivasi dalam mewujudkan impian mereka
karena di dalam hati ada keinginan kuat untuk bisa menjadi seperti idola
tersebut. Selain itu, seorang panutan bisa menjadi penunjuk arah dalam meraih
impian. Karena mereka telah melalui jalan tersebut dahulu. Mereka akan
memberitahu kesalahan yang tidak boleh dilakukan, atau tips dan trik untuk
memudahkan usaha para remaja yang juga ingin sukses seperti mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar